.........Welcome To My Blog,,,,
........This
blog provides information for friends on a true story, health, motivation, and much more,,,,,,
including course material though.............

Rabu, 10 Desember 2014

Sang Kucing



Malam sudah larut, mega merah yang ada di ufuk barat sudah menghilang jauh dan bulan sama sekali belum menampakkan dirinya yang sudah beberapa hari ini tertutup awan akibat hujan yang tidak perna reda. Aku sudah membuat janji dengan salah seorang rekan yang bertandang ke tempatku untuk nongkrong di warung kopi (warkop) malam ini. Aku memutuskan untuk menyusul rekanku selepas makan malam di indekosan soalnya masih tersisa nasi yang aku masak pagi tadi. Aku sedikit takut untuk makan di luar dan meninggalkan nasi itu terbuang percuma. Salah satu gorengan favoritku yang walaupun setelah aku memakannya pasti membuatku mules, tahu isi itulah gorengan favorit yang selalu jadi menu saat dingin menjadi di luar sana.
Aku sudah memesan gorengan untuk makan malam ini. Soalnya nasi yang tersisa tinggallah sepiring, itupun mungkin sama sekali tidak cukup. Aku sudah memutuskan untuk makan di warkop jika masih lapar terasa. Aku pulang dengan motor buntutku dengan tergesa-gesa sebelum adzan Isya berkumandang di menara masjid. Rasanya malam ini suasana berpihak padaku walaupun bintang-bintang yang dulu sering terlihat seperti kelap kelip lampu kapal belum juga terlihat, awan masih sering menampakkan bayangan hitam dan masih menghiasi langit yang sering terlihat penuh bintang itu.
Tak lama waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan makanan yang aku punya, rasa lapar masih terasa. Aku ingat bahwa aku masih punya sebungkus roti favoritku yang tersisa. Aku menambahkannya dalam menu makan malam kali ini. Dua, tiga gelas aku teguk dengan perlahan dan rasa lapar itu sudah hilang. Perutku sudah mampu bertahan sampai makanan itu benar-benar dicerna oleh ususku. Tiba-tiba aku kedatangan tamu yang sering menemaniku makan. Walaupun bukan dari sebangsaku tapi aku sangat peduli padanya, bahkan ketika aku makan seekor ikan pun, aku rela berbagi padanya. Tapi, kadang juga sangat menjengkelkan karena makanan yang aku suguhkan disisa begitu saja. Ketika rasa peduliku datang aku rela berbagi banyak padanya. Dialah seekor kucing betina dengan bulu lebat berwarna putih. Kucing manis itu kadang menjadi melodi, bersyair dengan suara khasnya”meong” saat butuh sesuatu.
Tiba-tiba dia masuk ke dalam kamarku saat aku selesai mengambil air wudhu. Mungkin kamar depan tidak peduli sama sekali, tak sebutir pun nasi didapatnya setelah lama mencari peruntungan dengan menunggu sang tuan kamar selesai makan. Mungkin tuan kamar tidak tau apa-apa soal kepedulian. Kucing itu merengek, mengikuti langkah kakiku yang bergerak cepat masuk ke kamar hendak mendirikan sholat. Aku tahu bahwa kucing itu sedang butuh sesuatu, kelihatannya sedang dalam keadaan lapar yang sangat. Aku bingung juga, tak sebutirpun nasi yang tersisa sedang jarak ke warung butuh beberapa meter untuk menjangkaunya. Aku juga kesal sewaktu aku melahap menu makan malamku, si kucing itu tidak menampakkan diri jadinya aku tidak menyisakan bagian untuknya.
Waktu terus bergerak, aku sudah janji pada rekanku untuk menemuinya di warkop setelah sholat maghrib padahal sudah mau masuk waktu Isya aku belum sama sekali bergerak. Kucing itu terus meraung dengan nada khasnya, merengek seakan perutnya sudah tak tahan dengan rasa lapar. Aku tidak sanggup untuk melihat binatang itu merengek terus seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu tetapi tahu harus apa kecuali merengek. Aku memandang diriku yang tidak mampu berbuat apa-apa. Ketika aku memutuskan untuk memasakkannya, aku akan dimarahi oleh teman sekamar karena listrik akan padam sedang untuk ke warung sendiri untuk memesankannya makanan tidak akan mungkin kulakukan mengingat waktuku akan banyak terkuras.
Aku ingat alkisah seorang perempuan pelacur dizaman sufi yang diampuni dosanya ketika memberi air seekor anjing yang sedang kehausan di padang gurun. Aku melihat mangkuk plastik dan aku segera mengambil air dari dispenser dan menyajikannya pada kucing tersebut. Aku layaknya melayani tamu kehormatan yang sangat membutuhkan jamuan untuk sekedar menghilangkan dahaga. Kucing itu mengira aku sedang menyuguhinya makanan tapi ketika mencium baunya ternyata itu hanya semangkuk air putih tanpa rasa apapun. Kucing itu lalu memandangku dengan tatapan sayu berdiri sambil mengelus-ulus keningnya. Kemudian, kucing itu mulai meminum air tersebut perlahan-lahan bagaikan sedang menyantap makanan yang lezat dalam mangkuk itu. Beberapa menit kemudian, kucing itu melangkah mundur dan pergi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Membersihkan sisa-sisa air yang masih menempel pada bulu-bulu dekat mulutnya.
Aku merasa tidak punya arti apa-apa dihadapan seekor binatang. Harusnya aku yang peduli padanya, menjaganya mahluk ciptaan Tuhan tapi aku lalai dari tanggungjawab itu. Aku sangat terpukul dengan keadaan itu pada kesempatan kali ini. 


Cerpen : "Sang Kucing"

Jumat, 07 November 2014

Lewat Sebuah Mimpi



Ditinggal oleh orang yang sangat berarti dalam hidup ini memang sangat memilukan. Beliau adalah tante sekaligus ibu yang berpengaruh dalam hidupku. Kini, beliau sudah terbaring dalam tidur panjangnya menghadap panggilan Ilahi Rabbi. Tepatnya sembilan bulan yang lalu, disaat aku sibuk untuk mengurus kuliah beliau berpulang ke Rahmatullah tanpa kehadiranku disisinya. Aku sangat terpukul atas kejadian itu, dilema, disaat aku tidak bisa meninggalkan rutinitas yang begitu memaksaku untuk mendahulukan urusan kampus, beliau kembali ke alam yang dahulu beliau berasal tanpa aku hadir dalam acara pemakamannya. Aku adalah anak dari sekian banyak kemanakannya yang paling disayang tapi aku tidak bisa berdiri menghaturkan do’a dibibir liang lahat tempat peristirahatannya yang terakhir, sungguh sangat memilukan.
Kenangan bersama tentu akan sirna termakan waktu. Tapi ada satu hal yang akan kuingat sepanjang kehidupanku yaitu skripsiku. Dihari kepergian beliau untuk selamanya, aku menemukan judul skripsi. Kemudian judul tersebut aku konsultasikan dengan seorang dosen yang belum perna aku kenal sebelumnya dan alhamdulillah judul itu diterima dan mengantarkanku menggapai gelar sarjanaku. Pada hari ini (Kamis, 06 Nopember 2014) aku larut dalam kesedihan. Sudah beberapa hari dalam sujudku menghadap Allah, aku meminta sesuatu hal yaitu bertemu dengan beliau walaupun itu hanya dalam mimpi. Tapi, baru pada kesempatan ini aku diizinkan olehNYa.
Aku terjaga dari tidurku, aku masih ingin bercerita dengannya tapi waktu yang begitu terbatas membuatku harus mengakhiri semuanya. Aku melihat wajahnya cerah, berpakaian hijau tua seperti pakaian yang beliau jahit semasa hidupnya. Sepertinya kali ini adalah pertemuan yang tak disangka-sangka. Semasa hidupnya, beliau sangat cinta pada bunga, dan kali ini aku seperti berada disebuah taman yang indah dipenuhi bunga tapi bunga itu seperti butuh air. Aku berusaha menyiramnya dengan bersemangat, sewaktu aku menyiramnya aku mengingat wajah beliau dan ternyata beliau ada disekitaran taman itu. Taman itu sangat rapi, indah, dan memiliki lantai yang disemen sedemikian rupa hingga aku merasa betah menginjakkan kaki ditempat itu.

Rabu, 13 Agustus 2014

Bukan Masjidnya yang salah tapi Imamnya keterlaluan




Sekilas tentang masjid Al-Huda yang berlokasi di kampung Kera-kera kecamatan Tamalanrea, Perintis Kemerdekaan km. 10 Makassar. Masjid tersebut memiliki dua lantai dengan luas sekitar 10x12 m2.  Masjid ini memiliki arsitektur kuno dengan kuba berbentuk segitiga. Di sudut utara masjid terdapat menara yang tingginya sekitar 20 meter terbuat dari rangka besi sudah mulai berkarat dengan empat microphone yang dipasang disetiap ujung menara tersebut . Disisi kanan bagian depan masjid terdapat tempat wudhu dan toilet kecil serta tempat untuk menyimpan properti masjid seperti kursi, keranda mayat, dll. Bagian dinding luar masjid diberi cat hijau sementara bagian dalam masjid diberi cat warna putih buram dengan sedikit olesan warna hijau dan hitam untuk empat penjuru bagian masjid tersebut. 

Setiap hari masjid itu hanya diramaikan oleh warga yang notabenenya penduduk setempat yang masih kental dengan bahasa daerah Makassar. Rumah-rumah peduduk pun masih menyimpan budaya Makassar yang kebanyakan terdiri dari rumah panggung yang berdiri kokoh tidak beraturan dengan rumah lainnya. Para ibu-ibu dapat disaksikan dengan pakaian yang tidak pantas berdiri di depan rumah mereka sewaktu kita menelusuri jalan menuju masjid Al-Huda. Para ibu-ibu dengan asyik bergunjing dengan bahasa Makassar tanpa menghiraukan bunyi adzan yang acap kali terdengar lantang dari imam masjid. Sementara para laki-laki dewasa hanya sibuk mengurus kendaraannya atau mengelus-elus ayam piaraannya. 

Tapi semua itu tidak perlu dihiraukan karena sebenarnya manusia berjalan pada prinsip hidupnya masing-masing. Mau sadar atau tidak itu tergantung dirinya, karena setiap kali seorang ustadz memberikan khutbah atau ceramah intinya hanya mengajak pada jalan yang benar tapi kadang kita akui masih saja khilaf akan hal-hal yang merugikan .
Yang ingin saya ketengahkan pada kesempatan ini adalah kelakuan imam masjid yang banyak menuai kritik daripada warga terkhusus yang tinggal jauh dari lokasi masjid. Imam masjid Al-huda Kera-kera, seorang yang berumur kira-kira 70 tahunan. Menurut pengakuannya pada suatu kesempatan dirinya dulu mantan seorang preman di pasar Sentral Makassar. Imam masjid (sebut saja beliau), acap kali membuat para jamaah mengeluh. Banyak yang sudah memberikan penilai pada beliau tentang bagaimana dalam hal memimpin sholat.  

Ketika beliau memimpin sholat, pertama hal yang saya akui dalam hal kecepatannya. Jamaah seakan-akan tidak ada waktu untuk bernapas kemudian lanjut lagi pada gerakan sholat berikutnya. Disamping itu, beliau tidak memberikan kesempatan pada jamaah untuk adzan dan lainnya (Monopoli pahala). Semua dilakukan olehnya mulai dari adzan, iqamat, dan memimpin sholat belum lagi jika ada kholtum setelah atau sebelum sholat. 

Satu hal yang membuat saya dan para warga pendatang yang tinggal di lokasi kampung Kera-kera, yaitu dalam hal adzan. Masjid sudah memiliki jam yang memilki durasi waktu iqamat selama 10 menit tetapi jam tersebut hanyalah pembuangan anggaran yang tidak ada manfaatnya. Mengapa? Karena tidak diperuntukkan pada fungsinya, jam tersebut memiliki settingan dengan durasi 10 menit untuk memberikan waktu pada jamaah untuk sholat sunat atau pada jamaah yang baru dalam perjalanan menuju masjid. Tetapi beliau hanya mengikuti kehendak yang ada pada dirinya atau memang tidak mengerti akan benda itu.
Dari beberapa masjid yang sempat saya dengar suara adzannya, masjid Al-huda Kera-kera lah juaranya, juara adzan, juara iqamah, juara sholat. Masjid lain baru adzan, masjid Al-huda sudah iqamah, masjid lain iqamah, masjid Al-huda sudah selesai pelaksaan sholatnya. 

Biasanya saya mendapati masjid memiliki durasi waktu pelaksanaan sholat min 10 menit. Di masjid Al-huda, anda akan mendapati durasi waktu yang kurang dari itu. Pada malam ini (Senin, 11 Agustus 2014), saya mengambil sampel waktu pada pelaksanaan sholat Isya dengan rincian waktu sebagai berikut:
Adzan = 02;35;50, adzan-iqamah= 03;35;91 (masjid lain iqamah 10 menit pas), sholat = 06;27;75. Anda bisa melihat durasi waktu yang digunakan untuk setiap waktu sholat. Hebatkan? Seandainya ada academy award kategory imam dan masjid tercepat dalam waktu pelaksanaan sholat, saya yakin masjid Al-huda akan meraih penghargaan tersebut. 

Untuk itu, saya ingin mengajak pembaca, kira-kira saran seperti apa yang cocok untuk diusulkan kepada imam masjid Al-Huda agar bisa memperbaiki hal tersebut yang sudah berlarut-larut karena saya yakin segala kekurangan pasti ada jalan untuk memperbaikinya.

Rabu, 02 Juli 2014

Percakapan Anak dengan Ibunya



Seorang anak bertanya kepada ibunya tentang beberapa hal.
“Ibu, temanku perna bercerita. Ketika ada nyamuk, ibunya membiarkan diri anaknya digigit sama nyamuk tersebut sampai nyamuk itu kenyang, puas menghisap darah temanku. Ibunya berkata supaya nyamuk itu tidak kembali lagi setelah menggigit temanku itu. Apakah ibu juga akan membiarkan hal itu terjadi padaku? ibunya anak itu menjawab, “anakku, ketahuilah saya adalah ibumu. Saya yang menjagamu dari gangguan manapun. Saya akan berusaha mengejar dan membunuh nyamuk yang akan menggigitmu, saya tidak akan membiarkan dirimu digigit oleh nyamuk yang kelaparan itu.”
Tidak lama kemudian, anak itu bertanya lagi. “ibu, bagaimana jika seandainya makanan yang kita punya sedikit dan hanya cukup untuk anakmu saja, apakah ibu akan membiarkan kami memakan makanan itu dan ibu hanya melihat kami makan dan merasa kenyang dengan melihat kami makan? Ibunya menjawab. “anakku, saya tidak akan membiarkan kamu kelaparan makanya ibu bekerja keras untuk kalian. Kita akan berkecukupan karena ibu bekerja dan mencari nafkah untuk kalian.”
“Baiklah ibu, mendengar jawaban ibu saya sangat senang dan saya rasa bisa bahagia punya ibu yang selalu ada di sampingku.” Kata anak itu.
“tidak anakku, anggapanmu salah. Ibu tidak akan selamanya ada di sisimu, ada waktu dimana ibu tidak akan bersamamu lagi. Untuk itu, ibu berusaha mendidikmu menjadi anak yang kokoh dan kuat dalam menjalani sendi-sendi kehidupan yang akan kamu lalui. Karena kehidupan yang sebenarnya tidak seperti kehidupan yang kamu bayangkan selama ini.”
Cerita ini mengajarkan kepada kita bahwa betapa hebatnya orangtua baik itu ibu maupun ayah yang telah membekali kita ilmu, ajaran, nasehat yang dapat dijadikan pedoman untuk meniti jalan yang kita tempuh baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Ibu adalah sosok yang berjasa sekali pada seorang anak, beliaulah yang mengandung dan melahirkan kita ke dunia ini dengan bersusah payah dan membesarkan kita sampai waktu dimana kita sudah bisa hidup mandiri. Sedangkan ayah tidak kala hebatnya juga, beliau yang berjasa dalam mencari nafkah untuk semua keluarga yang menjadi tanggungjawabnya. Jadi, mari kita menghormati kedua orangtua kita dan berbakti padanya semasa hidupnya dan mendo’akannya jika sudah kembali menghadap panggilan Allah.

Selasa, 24 Juni 2014

RMK 4 - Perekayasaan Teori Akuntansi



A.     Definisi Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia. Konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk. Akuntansi secara luas didefinisakn sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan , penyediaan jasa secara nasional berupa informasi keuangan kuantitif, unit unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk pengendalian alokasi sumber daya secara otomatis melalui mekanisme sistem ekonomik yang berlaku. Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara otomatis dicapai dengan ditetapkannya suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu prinsip akuntansi yang berterima umum /PABU (GAAP) termasuk di dalamnya standar akuntansi.
Dalam perekayasaaan pelaporan keuangan , akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan.

RMK 3 - Teori Akuntansi & Perumusannya



A.  Teori akuntansi
1.      Pengertian teori akuntansi
Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsure teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori kuntansi sebagai berikut.
1.         Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya.
2.       Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.
3.         Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
4.      Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.
5.         Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut.
1.         Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.
2.         Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
2.      Sifat-sifat teori akuntansi
Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat :
a.         Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
b.  Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi ,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.

RMK 2 - Struktur Pengembangan Teori Akuntansi



1.    Struktur Pengembangan Teori Akuntansi
Dalam pengembangan teori akuntansi terdapat pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau meramalkan, kesanggupan teori untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian dimasa depan. Dalam perkembangannya teori akuntansi dapat dikelompokan menjadi tiga tingkatan yakni sebagai berikut:
a.     Teori Sintaksis Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadiantertentu.
b.      Teori Interpretasional (semantis) Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek ataukejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya. Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukanuntuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkanbahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakailaporan akuntansi. 
c.   Teori Perilaku (pragmatik) Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.

RMK 1 - Konsep Teori Akuntansi (Pendahuluan)



1.        Defenisi teori akuntansi
Teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Defenisi lain juga menjelaskan bahwa  Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
2.        Fungsi Dan Tujuan Dari Teori Akuntansi
2.1. Fungsi teori akuntansi
Menurut para ahli sebagai berikut :
Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori kuntansi sebagai berikut.
1.   Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya.
2.      Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.
3.      Menentukan batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
4.   Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.
5.      Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut.
1.  Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi.
2.      Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.