Berbicara
tentang dunia anak sungguh sangat menggembirakan dan membuatku kembali
mengingat masa kecil. Setiap manusia di dunia ini sudah pasti dan tentu perna
melewati yang namanya masa kecil. Masa kecil itu memang penuh kegembiraan,
tawa, belum tahu tanggungjawab pokoknya serba cuek dengan hal-hal yang ada.
Namun, kondisi itu tak mungkin berlangsung lama seiring dengan perkembangan
waktu yang kian cepat. Sewaktu memasuki masa kanak-kanak atau SD sudah mulai
ada perasaan-perasaan yang bisa menghilangkan gelak tawa yang perna ada dahulu.
Mungkin bagi yang normal itu bukan menjadi suatu permasalahan yang besar.
Dalam
tulisan kali ini sedikit akan mengulas tentang sebuah film “BOLYWOOD”, yang
berjudul “Tarre Zamen Par” yang mampu menggugah hati. Mengapa demikian????
Film yang berjudul “Tarre Zamen Par”, menceritakan seorang anak yang memiliki
keterbelakangan dalam memahami huruf atau angka atau lazimnya dikatakan membaca
dan menulis serta berhitung. Tidak hanya itu dia juga tidak mampu mengukur
jarak, volume dari suatu benda. Orang sering mengatakannya idiot, pemalas, atau
lain sebagainya yang malah mematikan inisitif anak tersebut.
Ketakutan-ketakutan dan perasaan yang tak karuan muncul seperti mounster yang
setiap saat memporak-porandakan kehidupannya.
Ketika
melihat film itu orang-orang yang mengerti dunia anak akan merasa iba dengan
perlakuan yang tidak manusiawi orang-orang normal. Padahal semua orang memiliki
hak dan kedudukan yang sama baik dalam pendidikan dan dalam segala halnya.
Hukuman
sepertinya tidak perna lepas dari anak itu, hampir setiap pelajaran selalu saja
dihukum dengan dikeluarkan dari kelas. Di lingkungan keluarganya pun selalu
mendapat hukuman dan terkadang sampai pada hukuman fisik yang dilontarkan oleh
sang ayahnya. Sikap membanding-bandingkan juga kental dan sarat dalam film ini.
Dimana kakaknya itu selalu mendapat peringkat/juara terbaik di kelas maupun di
luar kelas. Mungkin itulah gambaran dari
film “Tarre Zamen Par” yang mampu membuka mata hati bagi orangtua,pendidik dan
pengamat anak.
Sekarang waktunya untuk masuk pada pembahasan
inti. Pertama-tama yang perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Bisa anda perhatikan pada anak yang terlahir kembar
sekalipun akan sangat menonjol perbedaan diantara anak tersebut misalnya
perbedaan sikap dan perilaku anak itu walaupun orangtua selalu memberikan
penampilan yang sama seperti pakaian yang serba sama, model rambut, dan lain
sebagainya.
Untuk itu, orangtua harus memahami dan
mengenali apa yang sebenarnya menjadi kelebihan dan kelemahan anaknya sehingga
tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu perbedaan anak yang lebih dominan otak kanan atau otak kirinya.
Fungsi Otak Kanan
Otak kanan
adalah otak yang berada disebelah kanan dalam posisi anatomis (frontal). Fungsi
otak kanan adalah sebagai berikut:
- Perkembangan emosi (emotional quotient (EQ))
- Hubungan antar manusia (sosialisasi)
- Fungsi Komunikasi (perkembangan bahasa non verbal)
- Perkembangan intuitif
- Seni (menari, melukis, menyanyi dan lain-lain)
- Mengandalikan ekspresi manusia
- Pusat khayalan dan kreativitas
- Berpikir lateral dan tidak terstruktur
- Tidak memikirkan hal-hal secara detail
- Cara kerjanya long term memory (memory jangka panjang)
- Lebih ahli dalam menentukan ruang/tempat dan warna
- Bila terjadi kerusakan pada area otak kanan yang terganggu adalah area kemampuan visual dan emosi
Fungsi Otak Kiri
Otak kiri
adalah otak yang berada disebelah kiri dalam posisi anatomis (posisi frontal).
Fungsi otak kiri adalah sebagai berikut:
- Perkembangan Intelegensi (intelligence quotient (IQ))
- Pusat perkembangan logika dan rasio (seperti matematika)
- Berpikir sacara sistematis
- Bahasa verbal
- Berpikir linear dan terstruktur
- Berpikir analisis dan bertahap
- Cara berpikirnya short term memory (memory jangka pendek)
- Jika terjadi gangguan pada otak kiri, maka yang terganggu adalah fungsi berbicara, bahasa dan matematika.
Dengan
adanya ciri-ciri perbedaan fungsi otak kanan/kiri bisa membantu pembaca untuk
bisa mengenali pribadi anda terlebih lagi pada diri anak-anak anda.
Pada
dasarnya di negara-negara manapun pendidikan yang lebih banyak didirikan adalah
lembaga pendidkan yang berbasis otak kiri dimana penghuni lembaga pendidikan
tersebut didominasi oleh anak yang lebih dominan otak kirinya. Hal inilah yang
membuat para anak yang lebih dominan otak kanannya sering menjadi perbandingan
yang diantara anak yang lebih dominan otak kirinya Karena kemampuan untuk
menyerap/memahami pelajaran yang membutuhkan analisis tinggi akan menyulitkan
para anak yang dominan otak kanannya seperti pelajaran matematika, dan juga
pelajaran bahasa. Tidak jarang anak mendapat perlakuan yang kurang baik dari
gurunya apalagi guru itu tidak bisa membedakan kemampuan masing-masing anak
didiknya. Kata-kata yang tidak senonohpun kadang menjadi manisnya suasana kelas
“IDIOT, BODOH atau DUNGU”. Anak yang terbelakang dalam menyerap pelajaran bukan
bodoh atau idiot karena mereka merasa hanya terkekang dengan sistem
pembelajaran otak kiri yang mengharuskan semua peserta harus dan harus untuk
satu pemikiran dalam pembelajaran misalnya dalam hal memberikan defenisi anak
yang berotak kanan lebih puas dengan memberikan defenisi tersendiri
dibandingkan harus mengikuti apa yang ada dibuku. Jadi anak yang dominan otak
kananya akan selalu dikatakan idiot padahal mereka memiliki kemampuan
berimajinasi yang tinggi bahkan melebihi gurunya sekalipun. Sebenarnya mereka
perlu kebebasan karena dengan kebebasan anak yang dominan berotak kanan dengan
mudah merefleksikan imajinasi yang mereka miliki dengan kehidupan yang ada di
dunia nyata ini contohnya melukis, membuat cerita. Anak yang dominan berotak
kanan lebih menyukai hal-hal yang aneh yang menurut orang-orang yang berotak
kiri itu suatu hal yang gila. It’s very crazy.
Banyak tokoh yang
dianggap orang-orang bodoh mampu mengubah dunia ini dengan pemikiran-pemikiran
anehnya seperti Albert Einstein, Thomas Alva
Edison, Woodrow Wilson, Pablo Picasso dan masih banyak lagi
tokoh yang dianggap bodoh tapi mampu mengubah dunia ini dengan hasil
pemikirannya.
Semua
pihak sangat mengharapkan untuk menghilangkan dalam dunia pendidikan kata
idiot, bodo dan dungu yang hanya membuat anak peserta didik berpikiran lemah,
mematahkan inisiatif anak untuk berkreasi dalam mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya. Seharusnya para pendidik dan orangtua memberikan ruang gerak yang
luas serta kebebasan pada anak untuk menentukan sendiri masa depannya.
Stop
katakan idiot.................!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar