Kalau berbicara mengenai puisi, khairil Anwarlah jagonya.
Betul, betul, & betul.
Sebagai generasi muda tidak ada salahnya jika mencoba dan mulai belajar bagaimana cara membuat puisi yang baik dan mengetahui tatacara membaca puisi yang baik dan benar.
Tidak semua orang bisa berekspresi sesuai naskah tetapi sebagai genearsi pelanjut bangsa ada baiknya untuk belajar memahami dan mendalami tatacara pembuatan puisi dan mengekspresikannya di depan umum.
Membaca puisi itu harus sesuai dengan kondisi berat ringannya topik yang sedang dibawakan, tidak sedang mengada-ngada atau apa adanya sehingga kesannya jadi ketus.
Puisi yang dibaca harus dihayati dan seakan-akan pembaca larut dalam naskah sehingga ekspresi akan mudah disatukan.
Adapun cara dan tips membaca puisi yang baik adalah sebagai berikut :
Interpretasi (penafsiran)
Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita dapat salah dalam memahami isinya.
Teknik vokal
Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.
Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik.
Pembaca puisi juga dapat menunjukkan
sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan
mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus
memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah
seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi
itu. Harmonisasi antara mimik dengan isi (maksud) puisi merupakan puncak
keberhasilan dalam membaca puisi.
Ingatlah tidak setiap puisi
dapat dibaca (dilisankan) tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya
terlebih dahulu. Adakalanya Anda menemui deretan baris atau bait yang
satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang
secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat
dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya.
Seorang penyair mempunyai
beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca.
Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya.
Melalui citraan penikmat sajak memperoleh gambaran yang jelas, suasana
khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan
penyairnya.
Membaca puisi bukan sekedar membaca biasa tapi harus dengan pendalaman dan penghayatan yang tinggi.
Jangan sekali-kali membaca puisi tetap seakan-akan berorasi itu sangat tidak etis...