Setelah menyelesaikan novel yang memiliki tebal 369 halaman, ada banyak hal yang saya dapatkan dari buku itu. Dari pelajaran kehidupan yang begitu sulit dengan dijalani oleh sang lakon yang diceritakan pada novel tersebut tidak lain adalah sosok Bapak Dahlan Iskan yang sudah lama menjadi tokoh idolaku selama ini.
Dengan pertimbangan yang begitu lama setelah saya melihat buku ini dipajang disalah satu rak buku Gramedia Karlink dan tinggal satu-satunya di rak itu artinya suatu kemujuran jika saya beli buku ini. Tanpa berpikir banyak lagi saya langsung membayarnya di Kasir.
Sebenarnya tidak butuh waktu yang lama untuk mengetahui apa saja isi yang ada di dalam buku itu tapi saya sengaja tidak melihat isi yang ada kecuali halaman yang sedang kubaca saat itu. Alasannya sederhana jika suatu rentetan peristiwa kita mulai dari awal tanpa ada hal yang terlewati pasti sangat menyenangkan sama saja dalam teknik membaca atau menoton film.
Jika kita membaca secara acak mulai dari halaman pertama kemudian lomcat kehalaman tengah apalagi langsung ke halaman terakhir berarti ada banyak kisah yang tertinggalkan atau tidak sempat kita baca sehingga informasi yang semestinya kita dapakan 99,9% berkurang menjadi 70 atau bahkan dibawah 50% dan ini sangat tidak etis dalam teknik membaca karena tujuan dari membaca adalah memahami setiap rentetan peristiwa yang tertera dalam buku yang sementara kita baca.
Nocel "Sepatu Dahlan" karya Khrisna Pabichara atau lebih dikenal dengan daeng Marewa sangat bagus jadi bahan bacaan buat semua kalangan. Saya sangat terkesima dengan alur dan kalimat-kalimat yang disuguhkan begitu mengetuk alam hati dan pikiran. Apalagi tokoh yang diceritakannya adalah tokoh yang selalu menampilkan sosok sederhana dalam kepribadiannya yakni bapak Dahlan Iskan. Seorang sosok tokoh yang sangat-sangat saya kagumi belum lagi saya perna melihat langsung rupa beliau saat menghadiri acara salah satu acara stasiun televisi "Mata Najwa" di Baruga AP Pettarani.
Seorang sosok yang hampir sama karakternya dengan yang digambarkan dalam novel "Sepatu Dahlan" yang ditulis bang Khrisna. Pribadi yang santun dalam bicara, tingkah dan penampilan serba sederhana. Ada saja penampilannya yang paling unik dari Mas Dahlan yaitu Sepatu Kets warna putih yang selalu melekat dikaki dan baju kemeja warna putih yang menjadi pelindung badan serta celana jeans warna biru kehitaman sering menjadi penampilan khas mas Dahlan.
Novel "Sepatu Dahlan" tentu sangat bermanfaat, mampu memberiku inspirasi dan selalu mau dekat dengan keduaorangtua dan kerabat. Novel itu juga mengingatkan masa kecil yang penuh kedekatan dengan seorang ibu yang selalu memberiku senyum dan belaian kasih sayang serta bapak yang selalu kerja keras tanpa lelah demi keluarga tercinta. Sebenarnya kisah yang diceritakan pada novel hampir ada kesamaan dengan roda kehidupanku hanya saja ALHAMDULILLAH saya tidak perna menderita rasa lapar seperti yang diceritakan pada novel.
Seperti ketekunan dan keuletan bekerja mas Dahlan mungkin menghampiri karena sejak kecil saya juga diajarkan oleh orangtua bahwa jangan perna memilih-milih pekerjaan dan itu terbukti mulai dari sejak masih SD saya sering jadi tukang cuci piring di rumah Tante dengan upah 2.000 sampai 5.000 atau diupah apasaja. memasuki SMP saya sering ikut jadi buruh jalanan dengan upah 20.000 perhari dan banyak lagi yang penting bisa membantu orangtua.
Semoga Novel "Sepatu Dahlan" menjadi inspirasiku untuk terus melangkah kearah yang lebih baik karena harapan orangtua memberikan waktu dan materi untuk menuntut di kota nan jauh demi selangkah lebih maju darinya. Kata kasarnya tidak seperti dia lagi, jika dia nelayan seperti ayahku yang jelasnya dia tidak mau aku jadi nelayan juga tapi harapannya paling tidak aku seorang pegawai kantor yang memiliki wewenang.
"Trimakasih AYAH & IBU yang sudah melahirkanku kedunia ini. Saya tidak mau berpikiran konyol lagi selalu berpikir bahwa saya lahir dari keluarga yang berkekurangan kadang tapi dengan beribu inspirasi yang saya daptkan dan lewat pengalaman saya belajar maka saya akan menjadi anak yang berusaha berbakti seumur hidupku. Membahagikanmua sampai akhir hayatmu dan yang terlebih lagi ingin melihatmu tersenyum haru dan bahagia demi keberhasilanku yang akan kupersembahkan untukmu".
Moho Do'a & Restumu Ayah & Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar