Pagi yang begitu
membosankan, perut terasa keroncongan hanya secangkir kopi dan beberapa kue
kering menjadi sarapan pagi hari ini. waktu tak terasa, jarum jam sudah
menunjukkan angka 08;00 padahal waktu yang dibutuhkan untuk sampai di kantor
lumayan lama. Sebenarnya tak begitu lama tetapi karena kemacatan panjang yang
sering terjadi di tugu Adipura membuat perjalanan sering terganggu.
Sebungkus nasi kuning aku
beli dari seorang mbak yang tiap pagi menjajakan nasi kuning dengan jamu.
5000,- sudah cukup untuk menjadi teman pagi ini, mungkin sebungkus nasi kuning
sudah bisa membuatku bertahan sampai wkatu istirahat nanti.
Perjalanan seperti biasanya,
antrian kendaraan dari kejauhan sudah mulai tampak seperti ular. Kendaraan roda
dua tak mau kalah, jalanan tikus pun jadi rebutan, tak ada yang mau kalah satu
sama lain, semua ingin menang, sigap setiap saat, salah sedikit nabrak
kendaraan lain. hampir 20 menit usai di jalur itu baru terbebas dari kemacetan.
Ngebut, salip sana sini adalah pekerjaan nekat yang harus dilakukan. Jika tidak
waktu akan begitu lama dijalanan dan keterlambatan tak bisa dihindarkan lagi.
Untung pembimbingku mengerti tentang keadaan yang sering juga mereka lalui.
30 menit aku habiskan di
jalanan barulah sampai di kantor. Waktu yang begitu lama dibandingkan hari-hari
yang lalu. Capek sudah pasti, sebuah koran pagi sudah siap di meja security,
akupun langsung membacanya sambil ditemani oleh sebungkus nasi kuning. 10 menit
berlalu, aku berdiri dari kursi lipat berwarna merah yang sudah kusam dan rapuh
menuju ruangan dimana aku ditempatkan.
Waktu terus berjalan, tak
terasa aku meraba jam tangan yang
murahan yang melingkar dipergelangan tangan kiriku, ternyata sudah jam
09;15 menit. Waktu begitu berjalan cepat padahal aku baru sampai di ruangan
beberapa menit yang lalu. Belum ada pekerjaan yang diberikan kepadaku, aku
hanya mondar-madir sesekali menoleh ke arah karyawan yang sibuk di depan
monitor menyelesaikan pekerjaan gila yang tiap hari aku saksikan. Kadang aku
seperti tahanan yang merasa nyaman ketika menyelinap pandangan menatap jendela
yke arah jalan yang ramai lalu lalang kendaraan.
Tiba-tiba terdengar suara
halus dari salah satu keryawan, mr. x namanya. Sebuah kalimat ejekan terlontar
dari mulutnya yang ringan dengan kalmat-kalmat sindiran. Bahkan kadang menyayat
hati jika terlalu didalami kalimatnya. “apa yang kamu liat..?”, tidak perna
liat mobil yah..??”
Memang hari yang
menakjubkan, masih pagi sudah mendapat omelan dari karyawan. Tak ada yang bisa
ku perbuat kecuali hanya membalas dengan senyuman kontemporer yang pada
dasarnya hanya balasan ejekan. Tak lama waktu berselang, kuraih sebuah koran
lusu terbitan kemarin, halaman demi halaman aku bolak-balik, melirik
gambar-gambar yang ngetren dari halaman tersebut. Waktu itu aku tak tertarik
sama sekali untuk membaca, hanya berusaha untuk melewati masa yang membuatku
jengkel pagi itu, mungkin karena omelan tadi.
Sssttt, bisik jernih dari
seorang karyawan lain. “wah, bagus juga yah, anak kkn zaman sekarang kerjaannya
seperti bos-bos, sibuk baca-baca koran. Bukannya kerja malah baca koran.”
“bukan begitu pak, kebetulan
ini belum ada pekerjaan yang aku terima dari.”
2:0 adalah skor yang tak
mungkin terelakkan lagi, aku kalah ditambah omelan yang bisa membuat korban
strok . kalimat-kalimat pedas seperti peluru kaliber 3” 2 mm yang lepas landas
dari sebuah soutgan dengan kekuatan 2 meter per second. Biarlah waktu yang
menjawabnya, aku tak menghiraukan kalimat-kalimat itu lagi, walaupun kadang
sakit juga jadinya karena pada dasarnya kita sebagai manusia masih punya hati
dan harga diri.
Alasan tak akan mampu untuk
menyelamatkan diriku, jadi ku terima dengan senang hati walaupun kadang sakit
juga tetapi apalah boleh buat semua ada waktu dan kondisi dimana aku bisa
membalasnya. Aku tak ingin membalasnya dengan sebuah kalimat atau lainnya
tetapi aku ingin membalasnya dengan sebuah prestasi yang lebih dari mereka
punya. Mungkin hari ini aku jadi suruhannya dan hari ini mereka sudah jadi
karyawan tetapi tidak tertutup kemungkinan besok atau lusa aku yang akan
menyuruhnya atau bisa jadi akulah pimpinannya. Bumi ini berputar, waktu ini
akan terus berjalan ke depan, tak akan mungkin lagi kembali ke masa lalu hanya
masa depan yang bisa kita song-song dan biarlah masa lalu akan menjadi kenangan
terindah yang perna kita lalui.
“thanks
for reading in my story”