- Saat kita berusia 1 tahun, orangtua memandikan kita dan merawat kita. sebagai balasannya, kita menangis ditengah malam.
- Saat kita berusia 2 tahun, orangtua mengajari kita berjalan. sebagai balasannya, kita malah kabur dari orangtua ketika memanggil kita.
- Saat kita berusia 3 tahun, orangtua memasakkan makanan keseukaan kita. sebagai balasannya, kita malah menumpahkannya.
- Saat kita berusia 4 tahun, orangtua memberi kita pensil warna. sebagai balasannya, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.
- Saat kita berusia 5 tahun, orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus. sebagai balasannya, kita mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.
- Saat kita berusia 10 tahun, orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. sebagai balasannya, kita malah malas-malasan bahkan bolos.
- Saat kita berusia11 tahun, orangtua mengantar kita ke mana-mana. sebagai balasannya, kita malah tidak mengucapkan salam dan bahkan tidak memberitahunya ketika keluar rumah.
- saat kita berusia 12 tahun, orangtua mengizinkan kita nonton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita. sebagai balasannya, kita kita malah meminta orangtua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.
- Saat kita berusia 13 tahun, orangtua menmbayarkan biaya kemah, pramuka, dan biaya liburan lainnya. sebagai balasannya, kita malah tidak memberinya kabar kertika berada di luar rumah.
- Saat kita berusia 14 tahun, orangtua pulang kerja dan ingin memeluk kita. sebagai balasannya, kita malah menolak dan mengeluh, "Ayah, Ibu, Aku sudah besar."
.........Welcome To My Blog,,,,
........This blog provides information for friends on a true story, health, motivation, and much more,,,,,,
including course material though.............
........This blog provides information for friends on a true story, health, motivation, and much more,,,,,,
including course material though.............
Kamis, 26 April 2012
KEBAIKAN ORANGTUA VS BALASAN KITA
Sekarang mari kita bayangkan :
Senin, 23 April 2012
Bulukumba: Phinisi Boat Building Industry and Tanjung Bira Beach Resort
Located at the most southern tip of South Sulawesi’s peninsula, 153 kilometers south of Makassar, lies the district of Bulukumba , holding hidden marvels in its pristine beaches, underwater gardens, and unique maritime culture. The district is also known as Butta Panrita Lopi or ‘the land of the phinisi schooners” for its long tradition in building these majestic crafts, the pride of the Bugis people.
According to the ancient I La Galigo manuscript, phinisi schooners have been built since the 14th century. These schooners are mostly crafted in the area called Tanah Beru, located about 23 kilometers from the capital of Bulukumba, or 176 kilometers from Makassar.
Along the shores of Tanah Beru, you will see tens of dry-docks where phinisi schooners are in various stages of construction. Here the skillful hands of the Bugis with amazing precision, carefully craft the Phinisi that has become the icon of Indonesian seafaring. The Phinisi is built using traditional equipment following exact prescribed traditional techniques that have been passed down from generation to generation. Its construction does not only involve strength and technique but also – as the locals believe – supernatural powers, for which every stage requires strictly adhered rituals and ceremonies.
Tragedi KMP Tampomas II
Tampomas II berlayar dari Jakarta menuju Sulawesi dengan membawa puluhan kendaraan roda empat, sepeda motor dan 1054 penumpang terdaftar serta 82 kru kapal. Perkiraan mengatakan total manusia di kapal tersebut adalah 1442 orang (perkiraan tambahan penumpang gelap). Dalam kondisi badai laut di malam hari tanggal 25 Januari beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, didugapercikan api timbul dari puntung rokok yang melalui kipas ventilasi yang menjadi penyebab kebakaran. Para kru melihat dan gagal memadamkannya dengan tabung pemadam kebakaran portable. Api menjalar ke dek lain yang berisi muatan yang mudah terbakar, asap menjalar melalui jalur ventilasi dan tidak berhasil ditutup. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Selama dua jam tenaga utama mati, generator darurat pun gagal dan usaha memadamkan api seterusnya sudah tidak mungkin.
Taman Nasional Takabonerate kep. Selayar
Taman Nasional Taka Bonerate adalah taman laut yang mempunyai kawasan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Luas total dari atol ini 220.000 hektar dengan sebaran terumbu karang mencapai 500 km². Kawasan ini terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sejak Tahun 2005 Taman Nasional Taka Bonerate telah di calonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia. Dalam rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini setiap tahunnya diadakan festival yang bertajuk Sail Taka Bonerate atau sebelumnya disebut Takabonerate Island Expedition (TIE).
Gong Nekara terbesar di Dunia di temukan di Selayar
Gong nekara adalah gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son, yang terdapat di delta Sungai Merah Vietnam Utara. Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum masehi atau sebelumnya, sampai abad ketiga Masehi. Dengan menggunakan metode pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method), gong ini oleh para peneliti sejarah dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari budaya pengerjaan logam. Gong Nekara ini mempunyai 3 fungsi pada masanya, yakni fungsi Keagamaan, Sosial-Budaya, dan Politik. Fungsi keagamaan yaitu sebagai alat komunikasi, upacara, dan simbol. Sementara fungsi sosial budaya yaitu sebagai simbol status sosial, perangkat upacara dan karya seni yang mempunyai daya magis religius. Sedangkan fungsi politik yaitu sebagai tanda bahaya atau isyarat perang. Gong Nekara mempunyai luas lingkaran sebesar 396 cm persegi, luas lingkaran pinggang 340 cm persegi, dan tinggi 95 cm persegi. Keunikan yang dimiliki gong yang dikenal sakral itu adalah adanya gambar bermotif flora dan fauna terdiri dari gajah 16 ekor, burung 54 ekor, pohon sirih 11 buah dan ikan 18 ekor. Sementara dipermukaan gong bagian atas terdapat 4 ekor arca berbentuk kodok dengan panjang 20 cm dan di samping terdapat 4 daun telinga yang berfungsi sebagian pegangan. Pada bidang pukul terdapat hiasan geometris, demikian pula pada bagian tengah gong terdapat garis pola bintang berbentuk 16. Nekara secara vertikal terdiri atas susunan kaki berbentuk bundar seperti silinder, badan dan bahu berbentuk cembung.
Kisah Kepulangan La Galigo Ke Cina Dan terpikatnya kepada I Da’Batangeng
Sesudah mengadakan pembicaraan dengan cucu saudari saudaranya (cucu dari Batara Lattu yaiu sodaranya La Pangoriseng) maka La PAngoriseng bersaudara menuju istana Lakko Manurungnge ri Ale Luwu. Diperintahkannya kepada segenap rakyat, untuk berkumpul di depan istana. Setelah seluruhnya berkumpul, mereka kemudian bersama-sama berangkat menuju pelabuhan menjemput paduka yang dipertuan (I Lagaligo) untuk mendarat, menjejakkan kaki dipusat Kerajaan Luwu.
Namanya titah Raja, perintah Sang Penguasa maka dalam sekejap mata saja terlaksanalah seluru titah baginda La Pangoriseng. Berdatanganlah segenap rakyat di negeri Luwu, memenuhi halaman istana raja Luwu.
Rakyat banyak itu riuh rendah, karena bersuka cita atas kedatangan Baginda Yang Mulia yang sebentar lagu akan dijemput dipelabuhan.
Rakyat banyak itu riuh rendah, karena bersuka cita atas kedatangan Baginda Yang Mulia yang sebentar lagu akan dijemput dipelabuhan.
Timbullah kembali semangat hidup rakyat luwu, karena datangnya putra mahkota (I La Galigo) Opunna Ware. Lalu berangkatlah I La Galigo sampai ke istana Lakko Manurungnge Mai ri Luwu. Setelah tiba dilihatnya jamuan lengkap, ditunggui oleh puluhan dayang-dayang. Bertanyalah I La Galigo :
Minggu, 22 April 2012
Unstoppable
UNSTOPPABLE Diangkat dari Kisah Nyata
Kali ini Tony Scott kembali merilis sebuah film action yang menggunakan kereta api sebagai latar belakang cerita yang sekaligus menandai kali kelima dirinya bekerjasama dengan aktor, Denzel Washington. Sama seperti The Taking of Pelham 1 2 3 (2009), Unstoppable juga mendapatkan garis besar jalan ceritanya dari sebuah kisah nyata.
Jalan cerita yang ditawarkan oleh penulis naskah, Mark Bomback (Race to Witch Mountain, 2009), Unstoppable memang bukanlah sebuah film yang dapat dibanggakan dari sisi ceritanya karena memang sangat sederhana. Namun dengan pengemasan yang apik dari sang sutradara dan para pemerannya, film ini berhasil menjelma menjadi sebuah film action ringan dengan intensitas yang cukup menegangkan.
Langganan:
Postingan (Atom)